Sebagian orang bercita-cita menjadi PNS karena jengjang karir jelas, kesejahteraan di hari tua terjamin, tidak ada kontrak kerja, sehingga aman dan tidak perlu berusah payah lamar sana sini ketika kontrak kerja hampir berakhir. Selain itu, Sabtu Minggu libur, tidak perlu bekerja shift dan banyak waktu bersama keluarga. Mungkin itu sekilas yang ada di benak saya dan sebagian besar pemikiran pejuang CPNS. Alangkah indahnya bisa libur 2 hari, bisa dipakai untuk kuliah S2 ataupun melepas penat dengan keluarga.
Dalam pemerintahan kabinet Jokowi JK, ada isu bahwa tidak ada formasi CPNS untuk fresh graduate sampai tahun 2019. Pengangkatan dikhususkan untuk mereka yang sudah memiliki pengabdian di L/K. Di penghujung tahun 2017 ada moratorium baru pengadaan seleksi CPNS serentak di Indonesia untuk mendukung program kerja agar berjalan maksimal dan bisa terealisasi sebelum masa pemerintahan berakhir.
Sebagai freshgraduate saya tidak melewatkan kesempatan tersebut. Tahap pertama hanya dibuka untuk Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Mahkamah Agung. Berhubung di Kemenkumham ada lowongan akuntansi, saya memutuskan untuk melamar CPNS di kementeriam tersebut mengambil formasi Cumlaude jabatan Analis Keimigrasian Pertama.
Rangkaian seleksipun saya ikuti, mulai dari seleksi administrasi hingga ujian CAT. Seleksi CPNS dilakukan melalui:
1. Seleksi kompetensi dasar (SKD)
2. Seleksi kompetensi bidang (SKB)
Hasil akhir ditentukan berdasarkan akumulasi 40% nilai SKD dan 60% nilai SKB.
Keterangan:
Seleksi kompetensi dasar (SKD)
SKD menggunakan Computer Assisted Test (CAT) menggunakan komputer berbasis online, sehingga langsung muncul nilai ketika waktu pengerjaan selesai. SKD terdiri dari 100 soal pilihan ganda (a-e) yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu 35 soal wawasan kebangsaan (TWK), 30 soal intelegensi umum (TIU) dan 35 soal kepribadian (TKP). Untuk soal TWK dan TIU jawaban benar mendapat nilai 5, jika salah mendapat nilai 0, sedangkan TKP memiliki skor nilai 1-5, jawaban terbaik mendapat nilai 5 dan terburuk 1. Waktu untuk mengerjakan adalah 90 menit.
Soal-soal SKD bisa di pelajari karena banyak beredar di pasaran. Teman-teman bisa mendownload secara gratis dari internet, beli softfile maupun yang sudah berupa buku.
Untuk kriteria kelulusan, karena saya mengambil formasi cumlaude jadi tidak ada passing gradenya. Untuk formasi umum nilai PG minimal: 75 TWK, 80 TIU dan 143 TKP. Peserta dinyatakan lolos jika skornya memenuhi PG.
Baik formasi cumlaude maupun umum, skornya akan di peringkat secara nasional. Yang berhak mengikuti SKB adalah peserta yang masuk dalam kuota 3x dari jumlah yang akan diterima. Meskipun memenuhi PG, jika tidak masuk kuota, maka tidak bisa melanjutkan tes tahap berikutnya.
Seleksi kompetensi bidang (SKB)
SKB sendiri terdiri dari CAT Bidang dan wawancara. Pas saya baca di buku panduan, soalnya tentang formasi yang di lamar. Saya belajar banyak tentang Dirjen Imigrasi. Oh my lord.... ternyata soalnya begitu luas, sebagian besar soal tentang hukum dan berbagai perjanjian internasional. Hanya sedikit soal keimigrasian. Disitu saya merasa sedih karena susah dan awam materinya. Mungkin saya kurang luas belajarnya.
SKB CAT dan wawancara dilakukan di hari yang berbeda, kira-kira berjarak 1-2 minggu berikutnya.
Sebelum memasuki ruang wawancara, seperti biasa peserta harus registrasi terlebih dahulu, menginput pengalaman kerja di komputer dan pengukuran tinggi badan. Salah satu syarat mendaftar AKP adalah tinggi badan minimal wanita 158 dan pria 165. Teman-teman pada
mengira bahwa tidak di ukur, karena saat tes 1 dan 2 aman-aman saja,
ternyata saat tes ke-3, hal tersebut menjadi kenyataan, peserta di ukur
satu persatu dan diperiksa apakah bertindik dan bertato. Jika tidak
memenuhi syarat otomatis dia gagal. Ada yang langsung di suruh pulang tanpa diinterview, ada yang diberi kesempatan wawancara
tetapi tetapi hanya diberi nilai rendah 15-60an. Jadi buat temen-temen yang
merasa tingginya kurang dan ingin melamar CPNS di kementerian/lembaga
manapun, perhatikan betul syaratnya ya, sekiranya tidak memenuhi, harus
pindah ke agian lainnya saja biar aman.
Interviewer berjumlah 2 orang. Menurut saya, beliau begitu ramah dan mempersilakan peserta dengan santun. Masing-masing interviewer memiliki gaya tersendiri, tetapi soal pokoknya tetap sama, karena sudah ada outline dari panitia. Ada yang menggunakan bahasa indonesia, ada pula yang dalam bahasa inggris, calon abdi negara harus siap, cerdas dan menguasai bahasa asing. Ketika saya wawancara ditanya seputar diri sendiri, kesiapan diri jika ditempatkan jauh, motivasi ingin bergabung di kemenkumham yang bermanfaat untuk kemenkumham, kelebihan, kekurangan, prestasi, alasan ingin menjadi PNS, dll. Beberapa teman lainnya ada yang disuruh PBB untuk mengetahui postur tubuh kita, harus tegas dan menunjukkan sikap siap. Tidak boleh lamban dalam menjawab maupun baris berbaris.
Sedikit cerita dari Vina, semoga bermanfaat
--- Selamat berjuang calon abdi negara ---
Komentar
Posting Komentar